Friday, March 7, 2014

SUKA DUKA PEGAWAI HONORER


MANUSIAKANLAH HONORER !!!


Dengan adanya Undang Undang ASN tentunya hal ini menjadi boomerang bagi pemerintah daerah yang mempekerjakan banyak tenaga honorer. Betapa tidak, sejak adanya UU tersebut, maka honorer ditiadakan.

Hal ini tentunya menjadi suatu hal yang sulit untuk ditarik benang merahnya, di salah satu sisi pemerintah daerah membutuhkan pegawai untuk menuntaskan segala pekerjaan yang berkaitan dengan pemerintahan atau kebijakan daerah, dan disisi lain hal itu pun disambut gembira oleh tenaga tenaga kerja yang akhirnya diangkat menjadi tenaga honorer. Akan tetapi disisi lain, timbullah suatu masalah yang semakin lama akan semakin kompleks yaitu dengan terbatasnya kuota pengangkatan CPNS untuk tenaga honorer dan masalah gaji honor yang tidak manusiawi bagi seorang pekerja.


Dalam hal ini kita soroti saja salah satu permasalahannya yaitu masalah "Honorium" seorang pegawai honorer. Sebenarnya jika ditilik dari kesenjangan fasilitas antara PNS dan seorang honorer sangatlah jauh berbeda. Dari sisi gaji saja, seorang pegawai honor hanya bisa membawa pulang uang sekitar 200 ribu saja dalam satu bulan.

Betapa sengsaranya negeri ini..!! Di daerah jika dilihat dengan seksama banyak sekali tenaga tenaga honorer guru yang men'sejahterakan negeri ini dengan mencetak putera putera terbaik bangsa. Mereka tiada lelah, mereka tiada menyerah - walaupun kadang diri, dan keluarga mereka tidak terperhatikan hanya karena kecintaannya kepada negeri.

Adakalanya seorang guru yang telah mendidik putra putra bangsa, siang harinya pergi menarik ojeg, hanya untuk menghidupi keluarganya, ada juga seorang guru disaat pulang mengajar - dia harus rela menjadi seorang pembantu rumah tangga hanya untuk mencukupi resiko keluarganya. Ohh Bapak Bupati..Ohh Bapak Menteri...Ohh Bapak Presiden...tergugahlah...mereka adalah manusia, mereka adalah manusia..mereka adalah manusia..mereka sama seperti kita, mereka punya tenaga terbatas sama seperti kita, mereka juga punya keluarga yang harus dibiayai.

Sangat tidak terbayangkan, setelah mereka lelah beraktifitas memberikan yang terbaik kepada bangsa - mereka pulang dengan tangan hampa ke rumah mereka. Disaat kita bisa membawa sebungkus oleh oleh untuk anak yang sedang menunggu di rumah...Bagaimana dengan Mereka??..disaat kita bisa tertawa karena bisa bersuka ria dengan keluarga, makan bersama, tamasya bersama...Bagaimana dengan Mereka???

Bayangkan saja uang 200 ribu harus cukup satu bulan..?? bagaimana bisa, bagaimana mungkin? Ongkos naik angkot pun gak bakal cukup untuk pergi ke tempat kerja dalam satu bulan...bagaimana dengan makan mereka?? Bagaimana dengan keluarga yang mereka tinggalkan?? Bagaimanakah dengan kehidupan mereka?? Apakah bapak bapak pemimpin tidak merasa berdosa...?? Mereka tidak hanya satu...tapi ratusan ribu..!! Akankah seorang pemimpin bisa mempertanggung jawabkan hal ini di kehidupan kelak?? Bukankah ini akan menjadi pertanyaan yang memberatkan bagi seorang pemimpin di kehidupan yang berbeda kelak?? Apakah ini yang dinamakan Indonesia maju??

Di zaman sahabat Umar bin khotob, seorang "Khalifah" pun turun tangan untuk memasakkan bubur dengan tangannya sendiri, tatkala mengetahui ada rakyatnya yang belum makan ---- Apalagi ini, mereka adalah orang orang yang telah memajukan bangsa, mereka adalah orang orang yang selalu menaikkan martabat negeri....dan mereka...mereka sekarang menangis, mereka sekarang merintih...mereka sekarang mengadu...tapi...harus kemana mereka mengadukan nasibnya???

Manusiakanlah mereka...tidak akan ada pernah kata terlambat. Raihlah mereka, karena merekalah semua pekerjaan kita bisa selesai, karena merekalah semua pekerjaan menjadi semakin mudah dikerjakan dan yang paling utama karena merekalah Indonesia ini menjadi semakin kuat dan maju.

Sekali lagi, kita sebagai seorang manusia - "Manusiakanlah Mereka" - janganlah perberat kehidupan kita ini dengan kepalsuan sementara...dunia ini hanya tempat fana, janganlah mereka sampai menuntut anda di kehidupan selanjutnya.

Raihlah mereka, bahagiakanlah mereka...hilangkanlah tangisan mereka, karena mereka adalah manusia yang memiliki keluarga sama seperti kita. Merekalah yang membuat Indonesia semakin perkasa...lihatlah negeri ini, lihatlah nusantara ini semuanya kita miliki...bukankah kita kaya..bukankah dalam Undang Undang diatur kekayaan negeri dimanfaatkan seluas luasnya untuk masyarakat Indonesia..??


Janganlah buat undang undang disaat tidak bisa mengimplementasikan...Undang Undang hanyalah buatan manusia...tapi pertanggung jawaban seorang pemimpin dihadapan Tuhan adalah hal yang sangat menakutkan lagi memberatkan.

Marilah kita saling memajukan, marilah kita saling mengingatkan - karena semuanya yang ada di dunia hanyalah kiasan belaka.

No comments:

Post a Comment